Anjungan Kalimantan Barat TMII: "Sumpit", Senjata Tiup Mematikan Khas Suku Dayak

Angelica Chantika Herlambang
Artikel oleh : Angelica Chantika Herlambang
Foto oleh : budaya-indonesia.org
Pin It

Anjungan daerah Kalimantan Barat merupakan salah satu dari sekian anjungan-anjungan daerah dari berbagai provinsi atau daerah di Indonesia. Anjungan Kalimantan Barat berisi rumah-rumah adat asli provinsi tersebut yang juga merupakan tempat tinggal dari suku asli daerah itu, yaitu Suku Dayak. 

Rumah adat yang dibangun di anjungan tersebut adalah tiruan dari Istana Kesultanan Kadaryiah dan Rumah Bentang atau sering disebut juga sebagai Rumah Panjang. Selain itu, terdapat bangunan lain yang merupakan tiruan ulambu, yaitu tempat untuk meletakkan peti yang sudah terdapat mayat di dalamnya. 

Selain menampilkan bangunan-bangunan asli provinsi Kalimantan Barat, seringkali diselenggarakan perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan tradisi dan adat budaya asli provinsi tersebut. Salah satu perlombaan yang dilaksanakan secara rutin di anjungan tersebut adalah lomba menyumpit tradisional. Menyumpit sendiri adalah kegiatan penduduk suku Dayak dimana mereka menggunakan Sumpit yang merupakan senjata tradisional daerah tersebut untuk berburu dan juga tidak jarang digunakan sebagai senjata rahasia untuk pembunuhan secara diam-diam dalam pertempuran terbuka. 

Konon_Sumpit_Dayak_Lebih_Ditakuti_daripada_Peluru.jpg 

sumber foto: fikrisp 

Bentuk Sumpit sendiri adalah tabung yang terbuat dari tabung dan kayu dengan panjang kira-kira 1-3 m yang dilengkapi oleh Anak Sumpit yang berbentuk bulat dengan diameter kurang dari 1 cm. Salah satu ujung Anak Sumpit berbentuk kerucut dan terbuat dari kayu dengan massa ringan untuk penyeimbang agar melesat lurus. Sedangkan ujung lain dari Anak Sumpit berbentuk runcing dan biasanya dibaluri racun untuk membunuh binatang buruan dengan cepat. Senjata ini digunakan dengan cara ditiup sehingga kuat napas si peniup juga menentukan kecepatan melesatnya Anak Sumpit.

5769d87099dcc9bdf8a14548ae77e901_sumpit_300x224.jpg 

sumber foto:  ensiklonesia

anak_panah_sumpit_suku_dayak_x.jpg 

sumber foto: TuanHantu Al Jeanskin 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya perkembangan di masyarakat, senjata asli penduduk suku Dayak ini berkembang menjadi olahraga tradisional yang seringkali diperlombakan di daerah aslinya maupun di daerah lain, seperti TMII misalnya. Perlombaan ini sudah beberapa kali dilaksanakan di TMII dan terbuka untuk umum. Beberapa tahun lalu kompetisi ini hanya diikuti oleh pria, akan tetapi dalam kurun waktu dekat ini kompetisi menyumpit ini mulai banyak diminati oleh para wanita dengan jumlah yang tidak kalah dari para pria. 

Lomba menyumpit yang dilaksanakan tidak menggunakan alat senjata seperti yang asli, tetapi tongkat Sumpit yang digunakan terbuat dari kayu belian dan alumunium dengan peluru yang berbahan plastik. Sasarannya terbuat dari kertas atau karton dan berbentuk lingkaran. Lomba menyumpit yang beberapa waktu lalu dilaksanakan menentukan jarak tempuh yang berbeda untuk wanita dan pria. Jarak tempuh antara sasaran dan si peniup untuk kategori pria adalah 30 m sedangkan untuk wanita adalah 20 m. Saat diwawancara. salah satu peserta lomba mengatakan bahwa elemen-elemen penting yang harus diperhatikan oleh si peniup Sumpit adalah segi pernapasan, harus memiliki mental yang kuat saat meniup dan harus bisa dan pintar dalam membaca angin karena angin sangat berpengaruh saat peniup melesatkan anak panah ke sasaran yang telah ditentukan. 

Melihat banyaknya antusiasme dari masyarakat akan kompetisi menyumpit  tersebut, diharapkan dapat menarik lebih banyak lagi publik untuk mengetahui keunikan-keunikan serta tradisi dan budaya yang dimiliki oleh ragam daerah dan suku yang ada di Indonesia dan ikut andil dalam melestarikannya. 



Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos