Gamelan

Xenia Veryano
Artikel oleh : Xenia Veryano
Foto oleh : Xenia Veryano
Pin It

Pada saat kunjungan saya terakhir ke Bali, saya menyempatkan diri untuk menonton pertunjukan musik gamelan Bali. It caught my attention that Jawa dan Bali memiliki dasar gaya musik yang sama. Keduanya biasanya menggunakan gamelan sebagai alat musik utama. Dalam kedua budaya, music biasanya dilantunkan untuk mengiringi ritual, tarian, drama atau pertunjukan wayang yang biasanya didasari oleh cerita Hindu seperti Mahabarata dan Ramayana. Selain kesamaan tersebut, sebenarnya banyak sekali perbedaan gaya dari kedua budaya. Musik Jawa biasanya lebih halus dan menenangkan. Nada-nada yang dilantunkan lebih menghanyutkan. Sementara musik Bali biasanya lebih hidup dan memiliki ritme yang lebih dinamis. Uniknya lagi, di dalam musik Bali ternyata improvisasi dalam ritme tidak ada, karena alurnya musiknya yang kompleks dan “rigid” membuat improvisasi menjadi sulit dan hampir tidak mungkin. Hal ini sangat berbeda dengan musik Jawa yang banyak memberi ruang kepada para musisi untuk berimprovisasi.

Saya mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan salah satu pemain gamelan, Bapak Dwi Arya. Saya bertanya mengenai faktor yang menyebabkan cultural variation dari Jawa dan Bali. Menurut beliau kedua budaya memiliki kesamaan karena keduanya sama-sama dipengaruhi oleh budaya dari India pada zaman dahulu. Kemudian banyak persatuan antara kerajaan Hindu-Buddha pada zaman itu. Sehingga biasanya musik didasari oleh cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana. Namun ketika Kerajaan Majapahit di Jawa mengambil alih Bali, mulai banyak penyebaran agama Islam (karena Majapahit merupakan kerajaan Islam). Ini lah permulaan bagaimana akhirnya musik mulai berubah. Namun para prijaji Bali kurang setuju dengan ajaran yang disebarkan oleh Majapahit sehingga mereka membentuk sendiri ajaran Hindu-Bali. Ajaran Islam pun akhirnya tidak terlalu menyebar di Bali. Hingga sampai saat Belanda datang menjajah, pemerintah adat Bali pun menolak keras keberadaan mereka.

Selain itu, perbedaan lain yang cukup kontras bisa dilihat dari bagaimana musik di Jawa biasanya dibawakan oleh pekerja-pekerja kerajaan, untuk dinikmati oleh petinggi-petinggi kerajaan dan kaum elit lainnya. Sementara di Bali, orkestra terkenal malah justru berasal dari daerah terpencil. Bali tidak memperbolehkan seni didominasi hanya oleh kaum dari golongan tinggi.  

For me it’s interesting to know how music from both Bali and Java actually came from the same root. Even though they look similar from the outside (gamelan and other instruments), how it being played and the details of the music as well as whom they are intended for are different from one another. Thus we see that differences of musical style in Java and Bali may be attributed to and justified by factors of preservation and change acting through time in the context of cultural patterns consistent to the individual spirits of each island society.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos