Untuk Dewi Anjani

Mayzsa Bianda
Artikel oleh : Mayzsa Bianda
Foto oleh : Mayzsa Bianda
Pin It

Pada dasarnya mendaki gunung merupakan jenis olahraga untuk menjaga fisik tetap bugar selagi menikmati pemandangan yang di tawarkan pada masing masing gunung. Bagi sebagian orang , mendaki gunung bukan hanya sekedar refreshing  tapi menjadi bentuk pelarian dari penatnya kehidupan di kota.

Rinjani adalah gunung ketiga tertinggi di Indonesia. Dinobatkan menjadi gunung dengan pemandangan terindah di Indonesia yang proses menuju puncaknya tidak begitu “indahnya” tapi tetap sangat bermakna. Gunung tercantik di Indonesia itu menjadi suatu pengalaman hidup dan menjadi guru untuk penjalanan hidup selamanya. Secara tidak langsung , gunung Rinjani mengajarkan pelajaran hidup yang tidak bisa didapat di insitusi formal.

Desa sembalun menjadi pintu gerbang untuk masuk di Taman Nasional Gunung Rinjani di Lombok itu. Perjalanan dimulai dari desa sembalun ditemani seorang porter “Pak Awan”. Saat semua berpakaian lengkap dari topi sampai sepatu dengan tehknologi anti air. Pak awan hanya bermodal celana dan sandal jepit memangkul barang bawaan yang dua kali lipat dari pada yang lainnya.  

Biasanya , jika mendaki gunung bertemu dengan pendaki lainnya, selalu salam “misi mba, misi mas” tetapi lain hal nya di Rinjani. Saat bertemu pendaki lainnya akan menyapa dengan “hello!” atau “Hai” karena kebanyakan pendaki justru dari barat. Ya, keindahan Rinjani memang mendunia sampai banyak warga asing pun datang untuk berkunjung mengenal alam di tanah Lombok ini.

Pos demi pos didatangi, untuk beristirahat ditengah tengah panasnya matahari yang mulai membakar tubuh.  Padang savanna yang eksotis , hutan tropis dan perbukitan di gunung Rinjani merupakan suguhan dari Tuhan yang tidak bisa terbayar dengan uang. Hanya bisa bersyukur dan berharap akan melihatnya lagi.

Sebelum sampai di Plawangan Sembalun, tempat terakhir untuk beristirahat sebelum sampai di puncak Rinjani. Pendaki harus melewati bukit yang disebuk “Bukit Penyiksaan” . Ada juga yang disebut “Bukit Penyesalan” . Karena jika sudah sampai sana, mau berbalik juga rasa capeknya akan sama. Banyak nama yang menggambarkan bukit itu tapi tidak ada nama yang indah.        Tetapi tetap saja, pemandangannya disana tak bosan-bosannya membuat hati deg-degan karena sangking indahnya. Sesampainya di Plawangan sembalun , awan sudah sejajar dengan kaki. Benar –benar alamnya petualang. Dengan ketinggian 2700 mdpl , plawangan sembalun merupakan tempat peristirahatan paling indah yang bisa manusia inginkan. Walaupun menjadi tempat istirahat terakhir ,  puncak gunung Rinjani masih di 3726 mdpl.

Perjalanan menuju puncak rinjani, memakan waktu lama sehingga jika ingin melihat summit, harus berangkat jam 12 malam. Langkah demi langkah menuju puncak rinjani disertai doa yang terus mengiringi berharap sanggup untuk mencapai puncak. Medan yang tadinya tanah , lama lama menjadi pasir dan bebatuan. Cuaca yang dingin luar biasa juga membuat pendaki yang semangat 45’ jadi ingin tidur saja. Pelan-pelan  berjalan, rasanya ingin istirahat saja dan menyerah tapi sudah jauh sehingga sangat disayangkan untuk tidak sampai puncak.

Semakin dekat ke puncak , jalur semakin curam. Kanan kiri sudah jurang. Dan bagi yang takut ketinggian, ya berdoa saja. Danau segara anak sudah terlihat jelas dengan matahari yang sudah mulai muncul. Sunrise terindah yang dapat mata inginkan. Puncak sudah mulai kelihatan dan pendaki mulai berjalan lebih cepat diiringi perasaan yang berdebar karena  penantian pun kunjung datang. Tangan yang saling berpengangan setengah berlari menuju puncak

Dan sampailah di puncak Rinjani

Tanpa sadar air mata sudah dipipi. Tepat pada puncak Gunung Rinjani. Puncak yang bukan katanya lagi ,tapi memang sangat Indah dan Cantik. Pemandangan danau segara anak , laut , gunung lain , daratan, semua.

Perjalanan berjam- jam kepanasan , kegerahan , kecapean , keringetan , semua hilang begitu saja . Sesama pendaki semua berpelukan karena ini adalah pencapaian masing masing pribadi yang merupakan perjuangan bersama.

Pengalaman mendaki gunung Rinjani bukan perjalanan biasa. Di sana ,pendaki sadar akan kecilnya diri nya dan kebesaran Tuhan . Saat mendaki juga sesame para pendaki lain, seling memberikan semangat . padahal , kenal pun tidak. Keramahan itulah yang bisa membuat rasa capek , sedih , haus , lapar, seketika lebih semangat untuk berjalan satu langkah lagi. Mengharagi kehidupan juga menjadi salah satu pelajaran bermakna . Di gunung , mau ini mau itu semua harus usaha dulu. Sedangkan di kota , apa apa , tinggal telfon , tinggal bawa mobil , mandi tinggal mandi , makan tinggal panggil asisten rumah tangga.  Disana dimana para pendaki mengetahui rasa terimakasih dan berbagi. Hal hal kecil yang “tidak berarti” menjadi sangat berharga.

 

IMG_6297.JPGIMG_6322.JPGIMG_6330.JPGIMG_6455.JPGIMG_6526.JPGIMG_6618.JPG

“Seorang pendaki sejatinya tidak sedang menaklukan pucuk-pucuk tertinggi yang menusuk ke langit, melainkan ia sedang menaklukan pucuk-pucuk tertinggi dirinya sendiri sebagai manusia” – unknown

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos