Pecel Desa, Panganan Tempo Dulu Pengobat Rindu

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

 pecel2_1.jpg

Suatu hari Ki Ageng Pemanahan melaksanakan titah Sultan Hadiwijaya untuk hijrah ke hutan yang bernama alas Mentaoh yang sekarang dikenal dengan nama Kota Gede, dalam perjalanan yang melelahkan dan kondisi fisik mulai letih dan didera rasa lapar , rombonganpun tiba di sebuah pemukiman di tepi sungai Opak. Di desa ini secara tak terduga masyarakat desa sudah menyiapkan sebuah perjamuan makan yang sederhana dengan menu tradisional ala desa tersebut, dan salah satu yang menarik perhatian adalah menu pecel yang disajikan dengan alas daun jati. (Kisah tersebut merupakan penggalan catatan seorang sejarawan asal Belanda H.J. Graaf dalam jurnalnya)

Pecel memang makanan khas dan konon asli dari daerah Jawa, meskipun banyak sekali yang mengatakan bahwa pecel itu asli Madiun, ada juga pecel dari Slawi, pecel dari Madura, dan lain-lain. Namun yang jelas inilah makanan tradisional Nusantara yang masih mampu bertahan hingga sekarang ditengah keberadaan makanan siap saji yang mulai mendominasi selera masyarakat perkotaan.

Kalau melihat aneka bahan sayuran yang terdapat dalam satu porsi pecel, terlihat disitu bahwa hampir semua bahan yang digunakan berasal dari pekarangan rumah, meskipun untuk masa sekarang ini model pekarangan rumah yang terdapat aneka tanaman untuk konsumsi hanya ada di beberapa daerah pedesaan saja.

Pola ketahanan pangan masyarakat pada jaman dahulu sungguh luar biasa, hal ini bisa dilihat dari jejak menu-menu  tradisional  yang mereka wariskan dan itupun tidak semuanya mudah kita jumpai pada masa sekarang. Kebesaran Bangsa yang konon dulu sering dikatakan sebagai masyarakat agraris tersebut bisa dilihat jelas dari pola pemanfaatan alam yang diambil dengan kesantunan tanpa didasari keserakahan.

Kembali pada kisah seporsi pecel,  di beberapa kota di Jawa sering kita temui makanan pecel dengan kekhasan racikan dari masing-masing daerah asalnya. Salah satunya adalah pecel Solo, pecel ini diracik dengan sayuran yang sudah agak langka seperti kembang turi, cikru mlanding atau kecambah dari petai cina, meski agak sulit ditemui tapi keberadaanya masih bisa dilacak di daerah pinggiran kota Solo khususnya daerah dekat pasar tradisional atau wilayah Kabupaten sekitar Solo Raya.

Keunikan pecel ini adalah terletak pada bahan sayurannya yang kalau diperhatikan nilai manfaatnya, cukup tinggi mengandung zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Seperti daun pepaya yang meski rasanya agak sedikit pahit, tapi sangat bagus untuk memelihara kesehatan pencernaan serta bisa merangsang selera makan menjadi lebih baik. Juga bisa meningkatkan fungsi alami ketahanan tubuh dari gangguan berbagai penyakit seperti sekarang ini.

Kemudian manfaat dari kembang turi, selain rasanya yang segar dengan rasa manis gurihnya bisa untuk meredakan panas dalam dan meringankan gangguan sakit kepala. Lalu manfaat dari cikru mlanding atau kecambah petai cina adalah sangat tinggi kandungan vitamin A, B dan Cnya yang bermanfaat untuk tubuh serta mudah diserap oleh pencernaan. Selain itu ada daun kenikir yang baik untuk melancarkan peredaran darah serta mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat menguatkan tulang.

Sementara saos yang menyatukan sayuran menjadi bercitarasa lezat dan menggoda adalah bumbu sambel kacangnya, rasa manis gurih asin pedas yang berpadu menjadi satu kesatuan resep pamungkas melengkapi kandungan gizi dengan protein, kalsium, lemak, vitamin E dan zat-zat yang mencegah gangguan jantung, serta baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Jenis-jenis panganan pendamping pecelpun dari dulunya juga terbuat dari bahan-bahan sederhana yang juga dipanen dari pekarangan rumah masyarakat pedesaan. Seperti lentho, gorengan yang dibuat dari tepung singkong dan kacang merah, ada lagi tempe benguk dan tempe mlanding yang semua dibuat dari jenis tanaman kacang-kacangan yang juga mudah tumbuh di pekarangan rumah dan kaya akan manfaat.

Sungguh berkah dari alam yang dimanfaatkan dengan baik oleh para leluhur untuk memuaskan rasa lapar dengan kakayaan gizi yang menyehatkan tubuh. Tinggalan budaya tempo dulu ini meski tidak semuanya mudah ditemukan pada masa sekarang, apalagi di lingkungan perkotaan, setidaknya ada harapan untuk tetap lestari dengan masih munculnya di beberapa pojok pasar tradisional di wilayah Solo Raya.

Meski tak bisa dipungkiri, keberadaan suatu jenis makanan akan tumbuh perkembang seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat yang secara perlahan disadari ataupun tidak akan melahirkan sebuah budaya baru yang akan merubah pula pola konsumsi makanannya. Namun keberadaan makanan tradisional yang masih tersisa ini bisa menjadi pengobat rindu akan cerita masa lalu yang bisa dirasakan pewarisnya di jaman serba instan ini. Salam KratonPedia.

pecel3_1.jpg 

pecel6_1.jpg 

lentho_1.jpg 

(teks dan foto : Wd Asmara/KratonPedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos