Foto - yogyakarta

Penampilan Kelompok ‘Rasamaya’ dari Solo dalam pagelaran 16th Yogyakarta Gamelan Festival 2011.
Sebuah dramatari berdialog tembang yang diciptakan oleh KGPAA. Paku Alam V (1878-1900). Keunikan dramatari ini adalah keseluruhan pemainnya yang diperagakan oleh abdi dalem perempuan.
Pasren atau Petanen adalah salah satu bagian dalam rumah tradisional Jawa tempo doeloe. Sebuah ruang yang menjadi wujud penghormatan ritual orang Jawa kepada Sang Hyang Sri Nyi Pohaci atau Dewi Sri. Pada jaman dahulu, para pe
Coro Bikang, salah satu makanan tradisional Khas Prawirotaman, Yogyakarta. Dapat dijumpai di sebelah selatan Pasar Prawirotaman depan mulut sebuah gang, setiap pagi hingga menjelang siang.
Untuk kedua kalinya, Dinas Kebudayaan Provinsi DIY menggelar Festival Bentara Upacara Adat, Minggu, 17 Juli 2011 lalu. Festival yang digelar di Alun-alun Utara Keraton Kasultanan Yogyakarta, menyajikan kembali sejumlah ritual
Wayang Gedhog bersumber dari Cerita Panji, kisah yang terjadi pada jaman Kerajaan Kediri dan Majapahit sejak masa Sri Gatayu putra Prabu Jaya Lengkara hingga Prabu Kuda Laleyan.
Dalam berbagai peradaban di seluruh penjuru dunia, tempat-tempat yang tinggi lazim diidentikkan dengan kemuliaan, keluhuran dan keabadian, disamping kedekatan dengan Sang Pencipta. Demikian pula halnya dengan Pajimatan Imogir
Kelompok ‘Mandi Laras’ dari Pamekasan, Madura tampil eksentrik menutup pagelaran 16th Yogyakarta Gamelan Festival 2011.
Museum Sono Budoyo didirikan oleh Yayasan Java Institut, sebuah organisasi di bidang kebudayaan Jawa yang anggota-anggota merupakan campuran antara orang-orang kulit putih dan Indonesia.
Salah satu jenis Tari Bedhaya yang secara simbolis menceritakan Raden Panji Inu Kertapati dalam penyamarannya untuk mencari Dewi Anggraini. Tari ini diciptakan oleh KGPAA. Paku Alam II (1829-1858)
Nama aslinya Sudarto, seorang abdi dalem dengan pangkat Mas Lurah Yudo Nantarso. Yudo berarti kode pekerjaan abdi dalem yang mengurusi ndalem magangan atau bagian kepegawaian Kraton Yogyakarta.
Keceriaan anak-anak dalam lingkungan Puro Paku Alaman Yogyakarta yang mengenakan pakaian tradisional seperti jaman nenek moyang mereka dulu.
Hampir dalam setiap tari kesenian tradisional jathilan atau reog gaya Yogyakarta menampilkan sosok buto atau raksasa.
Anak-anak penari Jathilan, menjadi penari kesenian tradisional bukan sebagai bentuk paksaan, tapi memang menyukai dan ada rasa bangga kalau keahliannya ditampilkan.
Dedikasi untuk seni dilakoni kakek asal Kabupaten Sleman ini hingga usia tuanya, harapannya kelak ada anak muda yang bisa meneruskan tabuhan rebananya.
Unik dan dinamis, sebuah kesan yang terekam dari hajatan kesenian tradisional Gelar Budaya Yogyakarta. Sungguh warisan budaya yang mahal jika terlupakan.
Tari Angguk adalah kesenian tradisional Kabupaten Kulonprogo, dan konon dibawakan sebagai ungkapan rasa syukur kapada Tuhan setelah panen padi.Tarian dengan aroma mistis membuat anak-anakpun tak berkedip menatapnya.
Penari Jathilan Bocah menjadi duta budaya dengan bermain bersama Ben warga Amerika dan rekannya dari Argentina dalam Gelar Budaya Yogyakarta, peran kecil yang bermakna besar dari seorang seniman cilik Yogyakarta.
Sate gajih bu Tini, makanan tradisional Yogyakarta yang khas dengan rasa gurih manis yang berusaha bertahan di antara gemerlap lampu etalase makanan cepat saji.
Gelar Budaya Yogyakarta 2011.Istana Pura Pakualam berbalut warna-warni keindahan budaya dengan suguhan kesenian tradisional yang sungguh memikat hati.
Tempe Bacem terbuat dari tempe kedelai bungkus daun jati, dan dibumbui dengan ketumbar,bawang merah,bawang putih,garam,gula jawa,direbus sampai kuah kering dan digoreng selama satu menit.
Saat malam tiba, Taman Hiburan Rakyat Sriwedari Solo mulai bersinar dengan penampilan para bintang panggung yang membuka pertunjukan pada pukul 20:00.
Warung tongseng dan sate Pak Kurdi Bojong Magelang, citarasa khas dengan tonseng kikil kambing kuah santan kental yang pedas.
Liong Hok Bio Merupakan Klenteng Bersejarah Di Kota Magelang, Dibangun Tahun 1864 Oleh Kapitein Be Koen Wie Sebagai Hadiah Atas Perjuangan Warga Tionghoa Dalam Peperangan Membantu Pangeran Diponegoro.
< Prev 1 2 3 4 5 6 Next >