Foto - yogyakarta

Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
Foto pilihan dari event Jogja Java Carnival Celebration of Cultural Unity - 22 Oktober 2011
18 Oktober 2011 adalah saat digelarnya kirab royal wedding yang menjadi sebuah pesta pernikahan besar sebenarnya, kemeriahan pesta rakyat Yogyakarta, dari rakyat Yogyakarta untuk dunia.
Kereta Jong Wiyat yang membawa pasangan penganten Royal Wedding tenggelam di tengah lautan manusia yang berbagi kegembiraan dalam pestanya rakyat Yogyakarta.
Lambaian tangan pasangan KPH Yudonegara dan GKR Bendara memberikan kebahagiaan bagi warga Yogyakarta yang sudah menunggu dengan pengorbanan dan kesetiaan dalam kemeriahan pesta rakyat.
Kereta Jong Wiyat peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII buatan Belanda pada tahun 1880, sebagai kendaraan kirab penganten KPH Yudonegara dan GKR Bendara.
Salah satu kelengkapan penari Topeng Ireng yang unik, sepatu boot dengan asesori lonceng kecil yang memberi efek bunyi-bunyian gemerincing saat mereka menari.
Tarian yang dibawakan kesenian Topeng Ireng di sepanjang jalan Malioboro memberikan efek keindahan goresan warna warni melalui kostum dan riasan para personelnya.
Tata rias dan kostum kesenian rakyat dari lereng gunung Merapi Kabupaten Boyolali ini sungguh eksotis dan penuh semangat dengan ekspresi warna yang berani.
Topeng Ireng kesenian tradisional dari Kabupaten Boyolali ikut meramaikan jalannya kirab Royal Wedding dan menambah kemeriahan pesta rakyat Yogyakarta.
Meski kerata yang dipergunakan untuk kirab sudah ditarik dengan kuda yang kekar, namun ternyata masih dibutuhkan bantuan tenaga tambahan dari abdi dalem untuk mendorongnya melintasi lautan manusia.
Personel Bregada Ketanggung yang beberapa personelnya sudah berusia lanjut, tampak tetap bersemangat dan tak mengenal lelah meskipun suhu saat itu sangat panas dikarenakan cuaca dan jumlah ribuan massa yang memadati jalan Mal
Bregada Ketanggung membelah kerumunan warga Yogyakarta yang sejak siang hari dengan setia berdesakan menunggu lewatnya sang penganten KPH Yudanegara dan GKR Bendara.
Prajurit Kraton Yogyakarta yang bernama Bregada Wirobrojo ini selalu melangkah dengan tegap sebagai cucuk lampah atau pembuka barisan dalam setiap hajatan yang digelar Kraton Yogyakarta.
Lantunan suara seruling adalah kekhasan yang selalu mengiringi langkah prajurit Kraton Yogyakarta.
Bregada Wirobrojo melangkah dengan senyum ramah membuka barisan kirab dalam pesta rakyat Pawiwahan Ageng Kraton Yogyakarta.
Barikade hidup, petugas pengamanan kirab yang menjaga ketertiban kerumunan warga yang membludak di sepanjang jalan Malioboro.
< Prev 1 2 3 4 5 6 Next >