Foto - tari

Tayub, Mataya Kanthi Guyub
Tayub, Mataya Kanthi Guyub
Luluk dengan Tarian Jiwa yang menyatu dengan alam dan mengekspresikan alunan bunyi-bunyian alat perkusi membius suasana obrolan jalan Langsat 11 Januari 2012.
Beksan Bedhaya Manten ditarikan oleh enam penari perempuan, mengisahkan perjalanan sepasang manusia dari kecil sampai memasuki gerbang rumah tangga.
Warok Ponorogo selalu menggunakan sabuk yang terbuat dari seutas tali dari benang yang dikepang dengan rumbai-rumbai dikedua ujungnya, sabuk tersebut bernama usus.
Menunggu waktu tampil di atas panggung adalah pekerjaan yang melelahkan, karena bagi para penari dengan dandanan rias wajah yang tebal serta pakaian serba berat dengan balutan yang ketat, benar-benar dilatihkesabarannya.
Pertunjukan tradisional wayang wong atau wayang orang selalu menyuguhkan atraksi pertarungan yang menegangkan, ketrampilan ganda para penari wajib dipenuhi, gemulai dan perkasa dengan kemampuan gerak ototnya.
Pada lakon gelaran wayang wong Tri Gantal Pati, penampilan para cantrik perempuan yang cantik dan gemulai dalam menari menjadi hiburan yang menyegarkan disaat kantuk sudah menyerang konsentrasi penonton.
Para penari Bedhayan yang menunggu waktu pementasan di tobong yang berselimutkan kelambu warna hitam, para perempuan muda yang dengan sabar terus berlatih sejak siang hingga menjelang naik panggung di malam harinya.
Tiga penari perempuan reog wayang di Yogyakarta yang kelelahan setelah tampil mempesona dengan tarian tradisionalnya, melepas kelelahan dan menghilangkan haus sejenak sebelum berkemas untuk kembali pulang.
Unik dan dinamis, sebuah kesan yang terekam dari gelaran kesenian tradisional di lingkungan Puro Paku Alaman Yogyakarta. Sungguh warisan budaya yang mahal jika terlupakan.
Gelar Budaya Yogyakarta 2011.Istana Pura Pakualam berbalut warna-warni keindahan budaya dengan suguhan kesenian tradisional yang sungguh memikat hati.
Reog adalah kesenian yang berasal dari Jawa Timur dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian ini. Tumbuh berkembang hingga keluar Indonesia dan sempat diakui sebagai seni tradisional negara lain hanya karena kesenian in
Penari api dari Penggak Kesiman, bakat-bakat muda dan kreatif mendapatkan tempat untuk berekspresi dengan hati tanpa dibebani dengan batas di rumah budaya ini.
Tiga gadis Bali yang cantik dan ramah, keelokan khas penari Sekar Jagad asal desa Ujung Kabupaten Karangasem bagian timur pulau Dewata.
Sebuah dramatari berdialog tembang yang diciptakan oleh KGPAA. Paku Alam V (1878-1900). Keunikan dramatari ini adalah keseluruhan pemainnya yang diperagakan oleh abdi dalem perempuan.
Salah satu jenis Tari Bedhaya yang secara simbolis menceritakan Raden Panji Inu Kertapati dalam penyamarannya untuk mencari Dewi Anggraini. Tari ini diciptakan oleh KGPAA. Paku Alam II (1829-1858)
Tari Sanghyang Dedari muncul dari adanya fungsi religius untuk tetap menjaga keamanan dan kemakmuran desa Batu Bulan Bali.Tujuannya untuk mengusir roh-roh jahat dalam wujud wabah dan kematian.
Hampir dalam setiap tari kesenian tradisional jathilan atau reog gaya Yogyakarta menampilkan sosok buto atau raksasa.
Dedikasi untuk seni dilakoni kakek asal Kabupaten Sleman ini hingga usia tuanya, harapannya kelak ada anak muda yang bisa meneruskan tabuhan rebananya.
Unik dan dinamis, sebuah kesan yang terekam dari hajatan kesenian tradisional Gelar Budaya Yogyakarta. Sungguh warisan budaya yang mahal jika terlupakan.
Tari Angguk adalah kesenian tradisional Kabupaten Kulonprogo, dan konon dibawakan sebagai ungkapan rasa syukur kapada Tuhan setelah panen padi.Tarian dengan aroma mistis membuat anak-anakpun tak berkedip menatapnya.
Penari Jathilan Bocah menjadi duta budaya dengan bermain bersama Ben warga Amerika dan rekannya dari Argentina dalam Gelar Budaya Yogyakarta, peran kecil yang bermakna besar dari seorang seniman cilik Yogyakarta.
Badui Sabilul Muslimin Nglungis, sebuah kesenian tradisional dari Kabupaten Sleman Yogyakarta yang sangat unik dan energik dengan gerakan yang menguras energi serta perlu kekompakan yang tinggi.
< Prev 1 2 Next >