Foto - Kraton Solo

Museum Kraton Kasunanan Surakarta tidak hanya menyimpan benda tua, atau sekedar artefak seni budaya. Dalam benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang masih akan berguna bagi siapapun tanpa te
Museum Kraton Kasunanan Surakarta tidak hanya menyimpan benda tua, atau sekedar artefak seni budaya. Dalam benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang masih akan berguna bagi siapapun tanpa te
Malem Selikuran adalah sebuah ritus simbolik untuk kembali mengingatkan umat akan keistimewaan malam Lailatul Qadar. Lentera dan ting adalah simbol dari cahaya terang, cahaya dari seribu bulan yang akan menerangi hati dan bu
Malem Selikuran adalah sebuah ritus simbolik untuk kembali mengingatkan umat akan keistimewaan malam Lailatul Qadar. Lentera dan ting adalah simbol dari cahaya terang, cahaya dari seribu bulan yang akan menerangi hati dan bu
Sebuah benang merah yang meluruskan kekusutan selama delapan tahun, dan menghilangkan kebingungan atas keberadaan dua matahari dalam satu kehidupan, yakni Raja kembar dalam satu bangunan tembok Kraton Kasunanan Surakarta.
Sebuah benang merah yang meluruskan kekusutan selama delapan tahun, dan menghilangkan kebingungan atas keberadaan dua matahari dalam satu kehidupan, yakni Raja kembar dalam satu bangunan tembok Kraton Kasunanan Surakarta.
Dalam rekaman peristiwa budaya saat Tingalan Jumenengan Paku Buwono XIII Hangabehi ke-8 15 Juni 2012, sejarah baru Kraton Solo tercatat dengan `pisowanan agung` Mahapatih KGPH Panembahan Agung Tedjowulan
Raja Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono XIII Hangabehi bersama 7 penari Bedhaya Ketawang seusai upacara Tingalan Dalem Jumenengan ke-8 di depan ruang Prabasuyasa 15 Juni 2012
Semua cerita bermula dari para soroh bahu yang membangun tembok Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan terus menjaganya hingga kini. Jejak sejarah menjadi keunikan atas berdirinya istana tempat para kawulo mengabdi hingga
Semua cerita bermula dari para soroh bahu yang membangun tembok Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan terus menjaganya hingga kini. Jejak sejarah menjadi keunikan atas berdirinya istana tempat para kawulo mengabdi hingga
Putra laki-laki PB XIII Kraton Solo, GRM Suryo Aryo Mustiko (kanan) sejak usia anak-anak sudah tertarik dengan dunia seni pedalangan, berlatih dan terlibat dalam pementasan menjadi awal dari perkenalannya dengan dunia wayang.
Terus berlatih menjadi kegiatan rutin bagi para penari Kraton Kasunanan Surakarta, ketelitian dan kedisiplinan mereka terus tanamkan dalam setiap persiapan pementasan.
Grebeg Besar 1432 H Kraton Solo sudah usai, para abdi dalem pokoso atau abdi dalem bagian pekerjaan luar kembali membawa tandu gunungan memasuki Kraton Kasunanan Surakarta.
Dalam upacara Grebeg Besar 1432 H Kraton Solo Senin 7 November 2011, seorang bocah dengan segenap tenaga kecilnya ikut berebut gunungan meskipun hasilnya nihil.
Berebut gunungan jaler atau gunungan laki-laki, kacang panjang yang menjadi simbolisasi panjang umur adalah salah satu favorit untuk diperebutkan dalam Grebeg Besar 1432 H.
Gunungan Estri atau gunungan perempuan diarak menuju Masjid Ageng Kraton Solo sebelum prosesi Grebeg Besar yang dilaksanakan satu hari setelah Idul Adha 1432 H.
Prajurit Kraton Solo sedang bersiap untuk upacara Grebeg Besar Idul Adha 1432 H di bawah rimbunnya pepohonan sawo kecik yang mempunyai makna sarwo becik atau serba baik.
Menunggu waktu tampil di atas panggung adalah pekerjaan yang melelahkan, karena bagi para penari dengan dandanan rias wajah yang tebal serta pakaian serba berat dengan balutan yang ketat, benar-benar dilatihkesabarannya.
Pertunjukan tradisional wayang wong atau wayang orang selalu menyuguhkan atraksi pertarungan yang menegangkan, ketrampilan ganda para penari wajib dipenuhi, gemulai dan perkasa dengan kemampuan gerak ototnya.
Pada lakon gelaran wayang wong Tri Gantal Pati, penampilan para cantrik perempuan yang cantik dan gemulai dalam menari menjadi hiburan yang menyegarkan disaat kantuk sudah menyerang konsentrasi penonton.
Para penari Bedhayan yang menunggu waktu pementasan di tobong yang berselimutkan kelambu warna hitam, para perempuan muda yang dengan sabar terus berlatih sejak siang hingga menjelang naik panggung di malam harinya.
Sri Susuhunan Paku Buwono XIII (kemeja batik)menyempatkan foto bersama dengan para pemain wayang wong dalam cerita Tri Gantal Pati yang digelar di Siti Hinggil Kraton Kasunanan Surakarta pada Kamis malam 22 September 2011.