Tari Kecak

Xenia Veryano
Artikel oleh : Xenia Veryano
Foto oleh : http://kebudayaanindonesia.net/media/images/upload/culture/Kecak-dance11.jpg
Pin It

Siapa yang tidak tahu tarian Kecak. Seluruh penjuru Indonesia pastinya tahu tarian Kecak. Tarian Kecak merupakan salah satu tarian tradisional yang khas dari Bali yang dapat memukau seluruh penonton baik penonton dalam negeri maupun luar negeri. Keunikan yang dimiliki  tarian Kecak adalah karena kemistikan dalam pertunjukan yang membuat tarian ini sangat istimewa, tak heran jika tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini sangat terkenal hingga ke mancanegara.

 Tarian ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari Bali yang diciptakan pada sekitar tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman asal Bali yakni Wayan Limbak. Wayan Limbak dan sahabatnya Walter Spies yang juga merupakan pelukis dari negara Jerman yang pencetus tarian kecak ini sehingga menjadi sangat terkenal seperti sekarang ini.

 Tarian Kecak ini dimainkan oleh sejumlah penari yang pada umumnya adalah pria yang berjumlah 50 hingga 150 orang dengan durasi tarian 45 hingga 60 menit. Tarian ini mengkomposisikan instrument vocal para penarinya dengan berbunyi “cak, cak, cak, cak…….”. Sembari menyayikan, para penari pun menari dengan mengangkatkan kedua tangannya sehingga tarian ini diberi nama “Tarian Kecak”.

 Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan ini sebenarnya mengisahkan subuah cerita Ramayana, yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana hingga akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.

 Penggalan epik Ramayana yang menjadi sumber cerita adalah kisah penculikan Dewi Sinta (istri sang Rama) oleh Raja Rahwana dari negeri Alengka. Dalam tarian ini digambarkan bagaimana Rama berjuang membebaskan kekasihnya, Dewi Sinta, yang diculik dan dibawa kabur oleh Rahwana. Kisah ini bertambah seru karena perjuangan sang Rama dibantu oleh Hanoman (si Kera Putih) dan Sugriwa. Selain mementaskan cerita epik Ramayana, Tari Kecak juga menampilkan Tarian Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran sebagai penutup pertunjukan. 

Tari Kecak dipandang dari sejarahnya yag berasal dari Tari Sanghyang, yang biasanya berfungsi sebagai sarana pengusir penyakit dan juga sebagai sarana pelindung masyarakat bali terhadap ancaman kekuatan roh jahat. Nilai budaya yang terkandung dalam Tarian Kecak ialah nilai religius yang sebagai salah satu tarian ritual memanggil dewi untuk mengusir penyakit dan juga sebagai sara pelindung dari kekuatan roh jahat, nilai estetika yang dilihat dari keindahan, kekompakan dan keunikan gerakannya, dan yang terakhir ialah nilai moral yang terdapat dalam cerita Ramayana, seperti, kesetiaan Shinta pada suaminya (Rama), adapula nilai moral yang terlihat pada burung Garuda yang ingin menolong Shinta dari cengraman Rahwana sampai ia mengorbankan sayapnya.

Adapula fungsi tarian kecak ini, yang pertama tarian kecak ini sebagai tarian upacara dari tradisi yang ada di dalam suatu kehidupan masyarakat yang bersifat turun menurun dari generasi ke generasi hingga sampai masa kini tarian ini berfungsi sebagai ritual. Fungsi kedua tarian ini sebagai sarana hiburan, tarian ini memiliki tujaun hiburan yang lebih mementingkan kenikmatan yang ditujukan untuk para penonton. Fungsi ketiga dari tarian ini sebagai sarana pertunjukan sehingga ada penyampaian pesan dan penerimaan pesan, tarian ini juga lebih mementingkan bentukn estetika yang lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Yang terakhir tarian ini sebagai sarana pendidikan yang digunakan untuk sarana pendidikan dengan mengajarkan di sekolah-sekolah formal di Bali.

Keunikan tarian kecaklah yang menjadikan tarian ini sangat terkenal hingga ke taraf dunia sehingga para wisatawan dalam dan luar negeri datang berbondong-bondong untuk mengunjungi Bali. Dengan inilah pentingnya bagi kita untuk selalu melestarikan dan menjaga kebudayaan-kebudaaan yang ada di Indonesia yang sudah menjadi warisan budaya bangsa supaya tidak ditiru oleh negara luar, karena kita lah para generasi-generasi muda sebagai penerus bangsa yang dituntun unutk membangun kembali budaya-budaya bangsa yang telah redup.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos