Songket: One of Indonesia's Most Favorite Merchandise

Sharfina Fitri Indrayadi
Artikel oleh : Sharfina Fitri Indrayadi
Foto oleh : Sharfina Indrayadi
Pin It

Kita mungkin cukup familiar dengannya sebagai pengerajin yang kerap ditemukan di uang Rp5000,00 beberapa waktu lalu. Sebagai trivia saja, bagi yang belum mengetahui, pengerajin songket yang ada pada uang dengan nominal tersebut berasal dari Sumatera Barat. Tentunya merupakan salah satu kebanggan dari kearifan lokal milik daerah tersebut. Apa yang membuatnya menjadi pantas untuk dikagumi? Pertanyaan ini muncul dalam benak saya dalam beberapa waktu silam, ketika saya berkesempatan untuk mengunjungi tanah Sumatera tersebut.

Sumatera Barat, Pandai Sikek, lebih tepatnya. Untuk menempuh ke lokasi ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar dari kota Padang.  Sekitar dua atau tiga jam paling lama. Pandai Sikek terkenal sebagai salah satu daerah wisata pusat kerajinan di Sumatera Barat. Khususnya untuk seni ukir, dan tentunya, songket. 

arfipadang_selections__9_1.JPG

Songket sendiri adalah bahan pakaian yang bisa diklasifikasikan sebagai jenis kain brokat, asli dari Indonesia. Tidak seperti kain tradisional pada umumnya. Perbedaan yang mendasar dari kain tersebut adalah nuansa elegant yang dimiliki setiap jenis kainnya. Benang-benang yang ditenun memiliki kualitas tinggi. Corak warna emas dan perak yang sering digunakan juga memberikan kesan berkelas dari kain ini.

Indonesia, khususnya daerah Sumatera Barat tentu sangat populer dengan kain songketnya. Popularitas kain songket inisemakin meninggi ketika ternyata diketahui bahwa adat melayu yang melestarikan kain ini tidak hanya di Indonesia saja. Malaysia dan Brunei adalah negara-negara yang turut menghasilkan tenunan berbahan dasar songket ini. Kain songket tentu menjadi sasaran turis-turis asal negara lain sebagai cinderamata khas Asia.

Umumnya, pengunjung yang tertarik untuk membeli hasil tenunan kain songket asala daerah Pandai Sikek ini adalah turis yang sedang berlibur. Sebagian besar berasal dari Eropa, ada beberapa yang berasal dari negara-negara maju di Asia, seperti Jepang. Cukup mengejutkan pula bahwa ternyata, ada beberapa turis yang membeli dalam jumlah lusinan. Mengingat harga yang ditetapkan relatif mahal, berkisar sekitar Rp1.000.000 sampai belasan hingga puluhan juta rupiah dijual di pasaran. Semakin tinggi tingkat kesulitan menenun pola dan dasar kain, semakin tinggi pula harga yang dipasangkan kepada kain songet tersebut. Tidak hanya tingkat kesulitan. Jenis benang tentu menjadi salah satu faktor penetapan harga suatu songket. 

IMG_2811_1.JPG

Mampir ke kawasan wisata Pandai Sikek untuk melihat dan membeli songket tentu belum lengkap jika tidak berkesempatan menyaksikan proses pembuatan songket itu sendiri. Dekat dengan kawasan pegerajin ukiran, sebuah toko kain songket berdiri disebelahnya. Jika kita masuk ke dalamnya, dapat dijumpai sebuah ruangan kosong berisikan alat menenun songket. Untungnya, tepat pada saat saya berkunjung, seorang pengerajin songket bersedia mendemonstrasikan tata cara menenun sebuah songket.

Mencoba menenun tidak lah mudah. Diperlukan ketekunan, ketelatenan, dan tentunya ketelitian yang sangat tinggi untuk menyatukan setiap helai benangnya. Salah sedikit, songket yang hampir setengah jadi bisa saja diulang kembali, atau paling oarah, dibuang begitu saja. Karena dalam prosesnya, penenun harus terus maju kedepan dalam menenun. Hampir tidak mungkin untuk mengulang kembali hasil tenunan sebelumnya untuk membenahi atau bahkan hanya merapihkan deretan benang yang dibentuk dengan berbagai macam pola. Melihatnya saja, kita bisa mengetahui bahwa menjadi penenun songket tentunya bukan perkara sepele. Setelah mencoba, kita akan benar-benar yakin bahwa menjadi pengerajin songket diperlukan keahlian yang khusus.

Lumrahnya, dalam durasi satu sampai dua bulan, satu kain songket bisa dihasilkan oleh seorang penenun. Jangka waktu produksi yang cukup lama ini tidak menghentikan proses pemarasan kain songket ini. Setiap harinya, pegerajin songket bergegas menyelesaikan pola tenunannya untuk menghasilkan kain yang layak pakai dan tentunya berkualitas tinggi. Selain untuk mendapatkan penghasilan hidup, tentunya juga untuk melestarikan budaya asli Indonesia yang sangat memukau ini. 

IMG_2781_1.JPG 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos