Tradisi Memberikan Angpao, Tradisi Transfer Keberuntungan Untuk Menghalau Iblis yang Dapat Membuat Bodoh

Elizabeth Putri Narwastu
Artikel oleh : Elizabeth Putri Narwastu
Foto oleh : Putri Narwastu
Pin It

Setiap kali Imlek atau perayaan lainnya, saya selalu menunggu-nunggu diberikan amplop berwarna merah berisi uang dari orangtua atau saudara-saudara saya yang lainnya. Walaupun umur saya sudah 20 tahun, tetap saja saya  senang jika diberikan angpao.

Memberikan angpao tidak boleh sembarangan karena terdapat beberapa aturan. Biasanya amplop yang digunakan sebagai angpao berwarna merah karena warna merah merupakan simbol keberuntungan. Angpao hanya boleh diberikan oleh orang-orang yang sudah menikah kepada orang-orang yang belum menikah serta anak-anak atau sanak saudara dan teman yang belum mampu menafkahi diri sendiri. Orang-orang yang sudah menikah dianggap sudah mapan secara ekonomi sehingga hanya mereka lah yang boleh membagi-bagikan angpao kepada orang-orang yang belum mapan secara ekonomi. Walaupun di jaman sekarang sudah banyak orang yang masih melajang tetapi sudah mampu secara ekonomi untuk menyokong hidupnya sendiri, orang tersebut tidak boleh membagi-bagikan angpao karena dianggap akan semakin menjauhkan jodoh. Jumlah uang yang dimasukan ke dalam angpao harus genap karena jumlah uang ganjil khusus untuk upacara kematian. Angka atau nominal yang dimasukkan ke dalam angpao juga tidak boleh mengandung angka ‘4’ atau berjumlah ‘4’  dan tidak boleh kurang dari ‘4’ karena dalam bahasa Cina angka ‘4’ atau shi terdengar seperti kata ‘mati’ (shi)  sehingga angka ‘4’ dianggap angka sial.

Sebenarnya apa makna dari tradisi memberikan angpao setiap Imlek dan mengapa hal ini sangat esensial untuk dilakukan?

Saya menanyakan hal ini kepada ibu saya yang merupakan seorang keturunan Tionghoa. Menurutnya memberikan angpao itu dapat menambahkan hoki (keberuntungan) juga. Saya sempat bingung dengan jawabannya. Bukannya memberikan angpao itu seperti membagi-bagikan keuntungannya? Jadi, ibu saya menjelaskan bahwa dari berbagi kita juga dapat memperoleh doa atau blessing dari orang yang kita berikan angpao. Dengan banyaknya orang yang mendoakan kita, maka keberuntungan kita akan semakin bertambah.

Terdapat sebuah legenda dari tradisi memberikan angpao ini. Alkisah pada jaman dahulu, di sebuah desa di Cina, banyak anak kecil yang sakit karena dijahati oleh iblis. Si Iblis memegangi dahi anak-anak kecil ini ketika tidur dan ketika anak-anak kecil ini terbangun dari tidur, anak ini akan menjadi sakit lalu menjadi bodoh. Terdapat sepasang suami istri di desa itu yang pada akhirnya memperoleh seorang anak di usia mereka yang sudah senja sehingga mereka sangat menyayangi anak ini. Karena takut anaknya diganggu si Iblis, makan kedua orang tua itu menemani anaknya bermain sampai larut malam. Sebenarnya orang tua ini sedang memegangi kantong merah berisi koin emas selama mereka bermain bersama anak mereka. Tetapi karena kelelahan, mereka tertidur di samping ankan mereka dan tanpa sengaja amplop tersebut jatuh di samping bantal si anak. Ketika akhirnya Iblis dating dengan niat menjahati anak mereka, tiba-tiba sinar terang muncul dari kantong merah itu dan membuat Iblis tersebut kabur. Sejak saat itu, untuk melindungi anak-anak mereka, para orang tua selalu memberikan kantong merah berisi uang setiap tahunnya.

Menurut saya, makna dari legenda ini sangat dalam. Sebagai orang tua, dengan memberikan keberuntungan dan doa mereka setiap tahun kepada anaknya, maka orang tua tersebut akan menyelamatkan anaknya dari si Iblis yang dapat membuatnya bodoh. Ketika diberikan angpao oleh saudara-saudara saya pun , mereka pasti akan mengatakan “ Sekolah yang benar, makin pintar, makin sehat dan semakin beruntung ya biar bisa nyenengin orang tua”. Dengan dinasihati seperti itu setiap tahun, saya juga akan berusaha menjauhkan ‘iblis-iblis’ yang dapat membuat saya bodoh agar saya dapat menjalankan amanah orang tua dan saudara-saudara saya.

Saya menyebut tradisi memberikan angpao sebagai tradisi transfer keberuntungan.  Menurut saya, dengan memberikan angpao kepada saudara-saudara, itu artinya orang tersebut telah mentransfer sedikit keberuntungan dia kepada anak-anaknya atau saudara-saudaranya dengan harapan bahwa setiap tahun, orang-orang yang diberikan angpao ini akan bertumbuh dengan baik dan hidupnya semakin sejahtera dan tidak menjadi bodoh setelah dibantu oleh transferan keberuntungan ini.

 reference: http://www.tionghoa.info/tradisi-memberikan-angpao/

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos