Olahraga Tradisional Aduan Kuda Asal Sulawesi Tenggara dengan Filosofi Mengejutkan Dibaliknya

Angelica Chantika Herlambang
Artikel oleh : Angelica Chantika Herlambang
Foto oleh : http://beta.temananak.com
Pin It

Tentunya Anda pasti sering melihat di film barat atau berita olahraga luar negeri mengenai olahraga pacuan kuda, dimana kuda-kuda diadu kecepatan dan kehebatannya. Ternyata hal itu tidak hanya dapat ditemui di luar negeri saja, tetapi olahraga yang serupa juga dapat ditemui di Indonesia. Akan tetapi olahraga tradisional di Sulawesi Tenggara yang melibatkan kuda tersebut tidak melibatkan kecepatan layaknya yang dilakukan di negara-negara barat. Di provinsi tersebut, kuda-kuda diuji akan kehebatan dan kekuatannya antara satu dengan yang lain.

Olahraga tradisional yang disebut Aduan Kuda ini berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Di kalangan penduduk asli kabupaten tersebut, olahraga ini dikenal dengan nama Pogeraha Adara yang artinya adalah adu kekuatan kuda. Olahraga ini melibatkan 2 kuda yang akan dilawan antara satu dengan yang lain.

Asal mula dari olahraga Aduan Kuda ini adalah dari warisan kerajaan Muna di masa kejayaannya. Dahulu, olahraga tradisional ini dilakukan saat kerajaan tersebut kedatangan tamu-tamu penting dari luar daerah. Fungsi dari olahraga tersebut adalah untuk menghibur para tamu tersebut yang kemudian akhirnya menjadi tradisi turun-temurun. Setelah kerajaan tersebut runtuh, olahraga Aduan Kuda tetap terus ada dan berkembang yang kemudian pada akhirnya menjadi tradisi unggulan masyarakat Muna.

Olahraga tradisional ini dilakukan bukan hanya untuk taruhan dan kesenangan semata, tetapi ternyata ada filosofi mendalam dibalik aksi pengaduan kuda tersebut. Filosofi yang berkaitan adalah bahwa masyarakat Muna harus mengutamakan hak dan harga diri dalam menjalani tanggung jawabnya. Tidak hanya itu, mereka juga harus berupaya sekuat tenaga dalam menjaga hak dan harga dirinya walaupun nyawa mereka adalah taruhannya. Filosofi ini masih sangat dipegang teguh dan dijalani dalam keseharian dengan baik oleh masyarakat Muna.

Pelaksanaan Aduan Kuda diawal dengan pawang yang membacakan mantra untuk mengangkat amarah dua kuda yang akan diadu. Setelah mantra dibacakan, kemudian di arena dimasukan segerombolan kuda betina yang dipimpin oleh kuda jantan yang berbadan besar dan gara. Di sisi lain kemudian dikeluarkan juga kuda jantan yang berusaha mendekati segerombolan kuda betina tersebut, dan itulah yang akhirnya membuat pemimpin kuda-kuda betina marah yang akhirnya mengarah kepada pertarungan yang melibatkan gigitan, sundulan dan tendangan antara dua kuda jantan.

Kegiatan olahraga Aduan Kuda menjadi kegiatan rutin setiap HUT Kemerdekaan RI, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. Tetapi di Desa Lathugo, Aduan Kuda diselenggarakan tiap bulan. Olaharga ini biasanya diadakan di lapangan terbuka di Ibu Kota Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Olahraga tradisional ini merupakan kekayaan budaya dari sekian banyak kesenian yang terdapat di Sulawesi Tenggara. Jika Anda penasaran dengan kesenian dan kebudayaan, serta gambaran secara keseluruhan mengenai kehidupan penduduk asli masyarakat Sulawesi Tenggara, Anda dapat mengunjungi anjungan Sulawesi Tenggara di Taman Mini Indonesia Indah yang seingkali menampilkan upacara-upacara adat dan tarian-tarian tradisional, serta parade budaya asal provinsi tersebut pada hari Minggu dan beberapa hari libur nasional.

 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos