Pengalaman Menegangkan Di Museum Taman Prasasti

Mutiara
Artikel oleh : Mutiara
Foto oleh : Mutiara
Pin It
Sebagian besar museum di Jakarta menyimpan berbagai koleksi seni rupa dan budaya Indonesia. Namun, Museum Taman Prasasti berbeda dari museum pada umumnya yang akan memberikan pengalaman berbeda dan unik bagi para pengunjung dan wisatawan. Museum Taman Prasasti berlokasi di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta. Pada sejarahnya, Museum Taman Prasasti dulunya merupakan kompleks kuburan tua tokoh penting petinggi Belanda atau tokoh Eropa pada zaman kolonial. Museum Taman Prasasti menyimpan koleksi berupa nisan, patung, dan prasasti tua yang memiliki nilai sejarah tinggi. 

Secara singkat, Museum Taman Prasasti adalah salah satu taman pemakaman umum yang tertua di dunia dan sering dianggap sebagai warisan budaya dunia. Hal ini karena, kompleks kuburan peninggalan zaman kolonial ini memiliki usia 213 tahun. Adapun usia tersebut jauh lebih tua dibandingkan dengan pemakaman umum di negara lain seperti Singapura Fort Canning Park (1926), Gore Hill di Sydney (1868), dan La Chaise Cemetery di Paris (1803).

Sebelumnya, Museum Taman Prasasti dikenal dengan nama Kerkhof Laan  yang merupakan tempat pemakaman Eropa terbesar di kawasan Asia. Kerkhof Laan dibangun pada tahun 1975, sebagai tindakan antisipasi kepadatan penduduk yang mulai meningkat di kota Batavia akibat perdagangan internasional. Lalu pada tahun 1808, terdapat banyak batu nisan yang dipindahkan dari kuburan yang sebelumnya berada di tempat lain, salah satunya adalah dari Gereja Belanda yang saat ini dikenal sebagai Museum Wayang, ke Kerkhof Laan.

 

Pemindahan tersebut dilatarbelakangi oleh larangan Gubernur Jenderal Daendels untuk melakukan penguburan jenazah di dalam gereja ataupun di tanah pribadi. 



Pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Museum Taman Prasasti dapat menemukan nisan – nisan tokoh penting dalam sejarah di zaman kolonial Belanda. Beberapa toko sejarah penting yang makamnya berada di Museum Taman Prasasti adalah Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles, Olivia Mariamne Raffles, yang meninggal tahun 1814, lalu Dr H. F. Roll (1867-1935), yang merupakan tokoh penggagas dan pendiri sekolah kedokteran STOVIA. Selain itu, pengunjung juga dapat menemukan makam aktivis muda nasional Soe Hok Gie (1942-1969).

Museum Taman Prasasti memiliki suasana arsitektur Eropa, karena seluruh nisan – nisan tua di sana merupakan karya pemahat dan pematung Eropa. Menurut perkiraan terdapat 4.600 batu nisan yang pernah ada di Kerkhof Laan. Namun saat ini, pengunjung hanya dapat melihat 1.242 batu nisan yang tersisa sejak zaman kolonial belanda. 




Selain menelusuri nisan – nisan bernuansa Eropa, pengunjung juga dapat melihat berbagai benda penting dari sejarah. Salah satunya ditemui ketika memasuki Museum Taman Prasasti di mana pengunjung dapat melihat Replika prasasti Pieter Erberveld yang terdapat di bagian depan museum, yang disertai dengan sebuah tengara berpahat tulisan: “Di taman ini terlukis peristiwa sepanjang masa dari goresan prasasti mereka yang pergi. Di sini pula tertanam kehijauan yang kita dambakan.” Selanjutnya, pengunjung juga dapat melihat replika kereta jenazah yang dipakai membawa keranda mayat ke kuburan, di mana pada zaman kolonial belanda, status sosial seseorang bisa dilihat dari jumlah kuda yang dipakai, dua atau empat, untuk menarik kereta mayatnya.Terakhir, Museum Taman Prasasti juga menyimpan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta. Dengan demikian maka jika anda mencari pengalaman unik dan menegangkan ketika mengunjungi Jakarta, maka datanglah ke Museum Taman Prasasti.

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos