Boso Walikan, Bahasa Unik Arek Malangan

Harris Syahjohan
Artikel oleh : Harris Syahjohan
Foto oleh : Google Image
Pin It

Bagi orang Malang maupun mereka yang pernah tinggal di Malang, pasti sudah tak asing lagi mendengar istilah-istilah seperti ‘oskab ngalam’, ‘ongis nade’ serta ‘kera ngalam’. Istilah-istilah ini adalah kata-kata di dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa yang dibaca secara terbalik dari belakang ke depan. Seperti ‘bakso Malang’ dibaca terbalik menjadi ‘oskab ngalam’. Kini keberadaan bahasa walikan ini seakan menjadi indentitas bagi orang Malang serta mereka yang pernah tinggal, sekolah atau bekerja di Malang, sekaligus sering digunakan untuk sekedar bertegur sapa ketika bertemu di luar Kota Malang. 

Menurut catatan sejarah, bahasa walikan Malang ini berasal dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu mereka yang menamakan kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK). Bahasa ini khusus diciptakan untuk mengelabui Belanda yang saat itu menjajah wilayah-wilayah di Indonesia. Untuk itu keberadaan bahasa ini dianggap perlu untuk menjaga kerahasiaan komunikasi sesama pejuang serta sebagai pengenal antara kawan atau lawan. Pada saat itu, banyak sekali mata-mata Belanda yang berasal dari orang pribumi sendiri. Sehingga, komunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa sehari-hari dirasa berbahaya. Karena itu, para pejuang menciptakan bahasa walikan untuk mengelabui para mata-mata sekaligus meminimalisir bocornya informasi strategi perjuangan para gerilyawan.  Adalah Suyudi Raharno, seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yang mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang untuk saling berkomunikasi tanpa diketahui oleh pihak musuh.

Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah maupun mengikuti istilah umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.

 SOAK2.jpg 

Bahasa Walikan Malang (Source: google image)

Kebebasan tata bahasa serta aturan yang tidak banyak mengikat memungkinkan bahasa ini berkembang menjadi lebih luas. Kemunculan-kemunculan istilah batu disepakati secara bersama oleh para pejuang pada saat itu. Kesepakatan istilah ini diperlukan juga karena banyak kata penting yang sulit untuk dibaca secara terbalik sehingga harus dicari istilah dan padanan yang sesuai namun mudah diingat oleh para pelakunya. Contohnya kata ‘Belanda’ dalam bahasa Jawa disebut ‘Londho’ yang cukup sulit dibaca terbalik, maka dicari istilah padanannya yaitu ‘Nolo’.  Demikian juga dengan ‘Polisi’ bukan menjadi ‘Isilop’ namun cukup ‘Silop’.

 monumen_juang_45.jpg 

Monumen Juang 45 "simbol perjuangan masyarakat malang melawan penjajah Belanda (Sorce: google image)

 

Namun boso walikan bukanlah bahasa sandi karena tetap menggunakan bahasa yang lazim digunakan, hanya cara membacanya yang diubah. Kata yang lazimnya dibaca dari kiri ke kanan dalam boso walikan dibaca dari kanan ke kiri. Bahasa yang bisa dibalik juga bisa berasal dari Bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia. Karena itu pula, boso walikan selalu berkembang karena pasti banyak kata-kata baru yang bisa dibalik. Namun, tentu tidak semua kata bisa seenaknya dibalik karena kata-kata yang umum saja yang biasanya bisa dibaca secara terbalik.Sebagai contoh, kata 'komputer' tidak pernah diucapkan sebagai 'retupmok' karena akan sulit pengucapannya dan tidak lazim digunakan. 

images_1.jpg

Bahasa Walikan Malang (Source: google image)

Seperti fungsi bahasa pada hakekatnya, keberadaan bahasa walikan di Malang telah menjadi tradisi serta identitas kebudayaan dari masyarakat Kota Malang. Penciptaan suatu bahasa adalah bukti dari kecerdasan akal berfikir manusia sebagai mahkluk sosial yang menjadikan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi satu dan lainnya. Terlepas dari nilai historis penciptaan serta penggunaan bahasa walikan pada umumnya, boso walikan Malang ini telah menjadi  mozaik yang tak terpisahkan dari perjuangan masyarakat Kota Malang melawan penjajah, serta menjadi salah satu bukti dari kekayaan serta ragam bahasa yang ada di Bumi Nusantara ini.

 

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Dialek_Malang

http://osobngalam.blogspot.com/2011_04_01_archive.html

http://www.academia.edu/4355702/Osob_Kiwalan_Bahasa_Walikan_di_Masyarakat_Malang_Osob_Kiwalan_A_Reversed_Language_in_Society_of_Language_

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos