Suci Diri Sambut Tahun Saka 1934

Foto oleh : Stefanus Ajie
Pin It

Ujubkan_Pujian_dan_Syukur_kepada_Dewata.jpg

Semerbak wangi rerumputan yang basah oleh embun pagi menjalar dikesejukan udara dingin yang menyelimuti kawasan telaga Madirda. Telaga Madirda terletak di daerah Ngargoyoso, Karanganyar-Jawa Tengah, berada di sebuah lembah di lereng Gunung Lawu. Hamparan pohon pinus dan cemara menghiasi permukaan bukit di sebelah telaga tersebut, dan di beberapa tempat di kaki bukitnya tampak menyembul bebatuan berukuran besar. Dari bukit itulah, mata air telaga Madirda berasal. Hijaunya bukit yang berpadu dengan hamparan padang rerumputan di sekitar telaga, memberikan pemandangan akan keelokan alam nan luar biasa.

Pagi itu, Minggu Legi tanggal 18 Maret 2012, ada yang berbeda di kawasan telaga Madirda. Suasana hening dan keindahan alam di telaga tersebut makin memancarkan keagungan-Nya, ketika alunan senandung pujian dari Kitab Weda serta harumnya dupa menghiasi sejuknya udara di sekitar telaga. Banten, Penjor dan aneka perlengkapan upacara sudah tertata rapi di sana. Satu persatu umat Hindu dari sekitar wilayah Karanganyar datang ke telaga Madirda. Mereka mengenakan kebaya, kain batik dan ikat kepala khas Bali, dan para pemimpin upacara tampak memakai pakaian yang serba putih. Mereka berkumpul duduk bersama-sama di depan altar untuk turut melantunkan Puja Mantra kepada Dewata. Atmosfer kesakralan nan agung di telaga Madirda tersebut adalah bagian dari perayaan Melasti.

Upacara Melasti merupakan ritual untuk membersihkan diri manusia, alam dan benda-benda yang dianggap sakral agar menjadi suci kembali dengan melakukan persebahayangan kepada Tuhan. Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Sang Hyang Widhi agar Umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi. Sesuai dengan sifatnya yang meluruhkan dan membersihkan, unsur air sangat dominan dalam upacara Melasti. Upacara Melasti memang selalu dilaksanakan di tempat-tempat yang berhubungan dengan air, seperti danau, pantai dan telaga. Upacara Melasti di Telaga Madirda diawali dengan prosesi pengambilan air dari sumber mata air yang terletak di atas bukit. Melalui rangkaian doa dan puja mantra, air tersebut dijadikan simbol pembersihan diri yang akan dipercikan oleh panitia upacara kepada umat yang ada disitu. Setelah semua pemujaan dan persembahan selesai maka dilakukan larung ke Telaga Madirda sebagai wujud memohon kesucian.

Upacara Melasti di telaga Madirda merupakan harmonisasi yang indah antara getar magis kesakralan doa, berpadu dengan keindahan alam serta hening dan sejuknya suasana asri pegunungan. Dalam tradisi Weda, konsep Nyegara-Gunung merupakan upacara yang penting dimana Gunung melambangkan purusa(bapak) dan segara (laut, telaga,mata air) melambangkan pradhana (ibu), dimana secara keseharian ibu adalah tempat kita menuangkan segala permasalahan sehingga kita menjadi tenang dan lega. Ritual yang banyak mengambil pemaknaan hati manusia terhadap unsur-unsur alam ini, menjadi lebih terhayati karena dilaksanakan dengan meleburkan diri bersama indahnya alam ciptaan Tuhan. Doa dan keindahan alam adalah kekuatan yang menyembuhkan dan menenangkan hati manusia. Diharapkan unsur-unsur tersebut dapat membasuh kekotoran dalam hati manusia, mengajari manusia untuk berintrospeksi, mendekatkan diri pada Sang Sumber Hidup, maka lahirlah manusia baru yang suci hati dengan hidupnya yang lebih berbudi. Begitulah umat Hindu memaknai upacara Melasti untuk menyambut datangnya Hari Raya Nyepi tahun saka 1934. Salam Kratonpedia.

Membawa_perlengkapan_upacara_menuju_Telaga_Madirda.jpg   Membawa perlengkapan upacara menuju telaga Madirda

Sumber_Air_Telaga_Madirda.jpg   Sumber air telaga Madirda

Membawa_Sesaji_ke_Sumber_Air.jpg   Membawa sesaji ke sumber air

Air_sebagai_simbol_dari_usaha_mensucikan_hati.jpg   Air sebagai simbol dari usaha mensucikan hati

Khusyuk_dalam_Doa.jpg   Khusyuk dalam doa

Melantunkan_Kidung_Doa.jpg   Melantunkan kidung doa

menempelkan_bija_didahi_sebagi_simbol_menerima_berkat_dan_untuk_kearifan_berpikir.jpg   Menempelkan bija didahi sebagi simbol menerima berkat dan untuk kearifan berpikir

  (teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia) 

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos