Anting Perak Dari Desa Celuk

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

2.jpg 

Kerajinan perak menjadi salah satu komoditi seni yang bisa mendatangkan keuntungan untuk  potensi pariwisata suatu wilayah, sekaligus untuk kelangsungan hidup para seniman atau pengrajin yang secara turun temurun menggeluti bidang tersebut. Baik kerajinan perak tersebut sebagai barang seni dan perhiasan yang bisa dijual, maupun kawasan desa kerajinannya sendiri yang bisa mendatangkan rejeki sebagai kawasan kunjungan wisata.

Seperti sebuah kawasan desa yang populer dengan nama Banjar Penida di Kelurahan Celuk Gianyar Bali ini. Pengusaha kerajinan perak di Banjar Penida Celuk  Gianyar Bali, terbilang para pemain besar dalam industri kerajinan perak di Bali. Deretan Galery atau ruang pamer mereka sangat bagus dan dibangun cukup besar dan dirancang dengan bagus. Sehingga kawasan ini menjadi terkenal sebagai desa kerajinan perak yang ramai dikunjungi wisatawan, khususnya dari mancanegara.

Kalau dulu masyarakat umum mengenal kerajinan perak  Bali dengan istilah kerajinan perak bakar, dan itu yang dulunya menjadi ciri khas yang membedakan  dengan kerajinan perak  dari Kota Gede Yogyakarta. Kini itu tidak lagi menonjol sebagai sebuah pembeda akan sebuah rancangan karya seni kerajinan perak tersebut. Sekarang karya kerajinan perak lebih dibedakan lagi  dengan jenis model dan tren pasar yang sedang diminati. 

Beberapa rancangan kerajinan perak Bali sekarang didominasi pengaruh aliran harajuku Jepang yang memang sedang diminati pasar saat ini, setidaknya itu menurut beberapa pengrajin yang membuat kerajinan perak tersebut. Karena itulah, setiap ada  peluang termasuk perkembangan mode asesorispun harus diikuti dan dikembangkan oleh beberapa pengusaha kerajinan perak di Bali untuk menarik perhatian pasar kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya  dari Jepang, Korea, China dan beberapa dari pasaran lokal dengan selera tren yang sama.

Kalau melihat beberapa bengkel kerja kerajinan perak di Bali, pola kerjanya sudah tertata dengan apik dan sudah tertanam dalam beberapa karyawan yang terlibat dalam proses produksi tersebut sadar akan keberadaan kerajinan ini sebagai sebuah obyek pariwisata yang potensial selain sebagai komoditi karya seni di Bali. Keramahan yang menjadi ciri khas budaya orang timur sangat terasa mulai dari tempat parkir hingga bagian bengkel produksi.

Beberapa meja tertata rapi dengan pengrajin yang sedang melakukan aktifitas pembuatan perhiasan dari perak. Paling tidak ini merupakan pemandangan yang sudah biasa ditemui di daerah Banjar Penida Celuk Gianyar Bali ini. Karena kemasan demo seperti inilah yang akan menjadi daya tarik untuk memberikan gambaran sebuah proses yang tidak mudah bahkan dari anting dengan model yang sederhana sekalipun.

Begitulah sekilas perjalanan yang melintasi sebuah desa yang dikenal sebagai desa kerajinan perak Bali, dari sebuah proses pembuatan anting yang sederhana cukup memberikan gambaran bahwa ternyata selain kerumitan, keramahan juga menjadi salah satu yang mahal untuk dikejar oleh para wisatawan dari berbagai penjuru dunia hingga datang ke pulau Bali. Salam kratonpedia.

1.jpgBerbagai bahan mentah sebuah anting model harajuku sebelum diproses.

3.jpg Diperlukan ketelitian dan kesabaran.

5.jpg Proses menghaluskan bahan dari perak dengan mesin listrik.

7.jpg Semua ditangani satu persatu termasuk proses merekatkan tiap elemen dari anting yang sangat kecil.

8.jpg Bahan perekat yang terbuat dari biji-bijian seukuran kedelai dari tanaman khas yang hanya ada di Bali.

6.jpg

Tidak semua orang sanggup bekerja dengan detil dan material yang serba mugil ini.

9.jpgBahan mentah sebuah anting harajuku yang membutuhkan waktu panjang serta ketelitian.

(teks dan foto : Wd Asmara/kratonpedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos