Tongseng Pak Kurdi Magelang

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

 sate_kurdi_9_1.jpg

Warung tongseng dan sate pak Kurdi, lokasinya strategis dan mudah ditemukan karena terletak persis di pinggir jalan raya Bojong Mendut Magelang,  yaitu jalan raya antara Candi Mendut dan Candi Borobudur.

Warung yang tampak sederhana dengan gambar koki membawa nampan dan tulisan sate, tongseng dari cat minyak di kaca depan ini selalu ramai pengunjung. Bagi kebanyakan orang khususnya kaum pria, masakan beraroma daging kambing selalu menjadi favorit, apalagi diolah oleh ahlinya. Karena konon dipercaya bisa meningkatkan stamina pria dan membuat badan menjadi hangat.

Tongseng dan sate ala pak Kurdi ini jelas merupakan menu favorit di seputar kota Magelang, juga sudah terkenal bahkan beberapa orang luar wilayah Magelang-pun cukup akrab dengan olahan sate dan tongseng pak Kurdi. Karena warung pak Kurdi termasuk pelopor di daerah Bojong Magelang yang dirintis sejak tahun 1978.

Pria kelahiran tahun 1938 ini juga menyajikan menu khas yang hanya bisa ditemui di warungnya, yaitu tongseng kikil kambing yang rasanya mantap dengan kuah santan kental dan irisan cabe rawit hijaunya yang bakal menggoyang lidah dengan cita rasa pedasnya.

Karena warung ini termasuk paling diminati dan buka hingga malam hari, maka diperlukan satu ekor kambing serta dua kepala kambing untuk setiap hari untuk diolah. Kalau dari segi rasa dan cara pengolahan, resep pak Kurdi ini sama dengan cita rasa sate dan tongseng Solo yang berkuah kental dan menggunakan campuran gajih atau lemak kambing, sehingga rasanya khas gurih manis daging kambing.

Meski porsinya jumbo dan dengan rasa yang spesial, tapi untuk harga masih wajar seperti beberapa kota lain yang dipatok antara Rp.15.000 sampai Rp.20.000 per porsi. Dan uniknya bagi yang doyan pete, tongseng pak Kurdi ini bisa ditambahkan pete dalam mengolahnya, dan ini yang membedakan resep Bojong dengan kota-kota lain.

Satu keunikan lagi yang belum terjawab adalah kebiasaan pak Kurdi yang selalu menggunakan kacamata hitam saat memasak di dapur meski di malam hari sekalipun. Meski sudah memiliki beberapa pegawai yang umumnya perempuan, tapi mulai dari memilih daging hingga menyiapkan serta memasak tongseng, pak Kurdi masih melakukannya sendiri demi kepuasan pelanggan.

Saat malam mulai menunjukkan pukul 22:00 dan persediaan daging sudah habis, barulah  pak Kurdi bisa beristirahat dan bersiap menutup warungnya. Dan aktifitaspun berhenti sejenak, karena esok pagi akan dimulai kembali menyiapkan segala keperluan untuk melayani pelanggan yang akan berkunjung di siang hari. Selamat berjalan-jalan untuk menikmati indahnya keragaman budaya Nusantara. Salam KratonPedia!

 

sate_kurdi_7_copy_1.jpg 

sate_kurdi_10_1.jpg 

(teks dan foto : Wd Asmara/KratonPedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos