Sate Kere, Satenya Wong Solo

Foto oleh : Wd Asmara
Pin It

 sate_kere3_1.jpg

Sate , mungkin sudah sering kita mendengar atau menyantap jenis olahan masakan ini. Tapi Sate kere , bagi kebanyakan orang masih sangat asing atau justru aneh dan bingung. Disaat musim liburan panjang , makanan ini termasuk jenis kuliner yang dicari orang di kota Solo. Kota Solo memang kota pelesiran yang menjajikan banyak pilihan makanan untuk dinikmati. Sate kere terbuat dari gembus atau orang Solo menyebutnya tempe gembus yang diungkep atau dibacem dengan bumbu garam , ketumbar , bawang putih , bawang merah , kemiri dan gula jawa.

Dan untuk melengkapi baceman gembus tadi , juga disediakan  pilihan sate daging sapi bagian kepala serta jeroan sapi yang juga dibacem terlebih dahulu. Bentuk sate gembus ini berupa potongan persegi panjang dengan satu tusuk hanya berisi satu gembus , sedangkan untuk daging serta jeroan untuk satu tusuknya berisi lima potong.

Sate kere bisa ditemukan di pinggir jalan atau dijajakan  dengan ciri dijual ibu-ibu yang rata-rata mengenakan kain tradisional dan membawa bakul/baskom yang “disunggi” (ditopang) dengan kepala. Kalo melihat cara penyajian dan penjualnya mirip cara jualan sate ayam madura yang juga biasa dijajakan dengan  bakul/baskom yang ditopang diatas kepala.

Sate kere ini dibakar dulu menggunakan bara arang sekitar tiga menit sebelum disajikan , karena sate ini sudah dalam kondisi matang sebelumnya maka cukup cepat kita bisa menyantapnya tanpa menunggu proses pembakaran yang lama. Disajikan dengan bumbu kacang dan kecap berikut lontong serta potongan cabe rawit bawang merah.

Harga sate kere ini beragam , mulai dari 5000 hingga 22.000 Rupiah tergantung pilihan kombinasi dan jumlah tusuknya. Kalo di sekitar pasar Singosaren Solo biasa dijajakan dengan harga satu porsi lengkap cukup 5000 saja.

Sate kere atau sate jeroan yang cukup terkenal di Solo adalah Sate Yu Rebi , lokasinya sangat mudah dan strategis terletak persis di belakang bangunan komplek gedung Sriwedari atau deretan paling barat jajaran kios buku bekas.

Yu Rebi yang kini berusia 65 tahun sudah berdagang sate kere sejak usia 25 tahun , dan sekarang berarti sudah 40 tahun bertahan berjualan sate kere atau sate jeroan yang mantap menggoyang lidah itu.  Keunikan rasa yang khas dari sate kere adalah paduan citarasa manis gurih dan pedas serta empuk.

Belum diketahui secara pasti darimana asal mula masakan ini , tapi keberadaannya sudah cukup lama dan populer di kalangan masyarakat kota Solo dan sekitarnya. Kalau melihat bumbu dan bahan bakunya sebenarnya hampir mempunyai kemiripan dengan gaya masakan ala Kraton Surakarta  maupun Yogyakarta.

Lebih pas dan lengkap penilaian tentang masakan ini kalau mencobanya sendiri di Solo.

lombok_sate_kere_1.jpg  

sate_kere_1_1.jpg 

 

Selamat berlibur dan tetap semangat , salam KratonPedia.

(teks dan foto : Wd Asmara/KratonPedia)

Pin It
Maps
Photos
Recent Articles
Videos